Kamis, 23 Juni 2016

Klasifikasi Pre-Eklampsia dan Eklampsia


Pre Eklamsia dibagi menjadi 2 golongan,yaitu :
1.      Pre Eklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
a.         Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih..
b.         Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.
c.         Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau midstream
2.      Pre Eklamsi berat, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut:
a.       Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b.      Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
c.       Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
d.      Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigas­trium.
e.       Terdapat edema paru dan sianosis.
Eklampsia menjadi 3 bagian berdasarkan waktu terjadinya eklampsia, yaitu :
1.      Eklampsia gravidarum
a.       Kejadian 50% sampai 60 %
b.      Serangan terjadi dalam keadaan hamil
2.      Eklampsia parturientum
a.       Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %
b.      Saat sedang inpartu
c.       Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai inpartu
3.      Eklampsia puerperium
a.       Kejadian jarang 10 %
b.      Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir

Kejang – kejang pada eklampsia terdiri dari 4 tingkat :
1.      Tingkat awal atau aura
a.       Berlangsung 30 – 35 detik
b.      Tangan dan kelopak mata gemetar
c.       Mata terbuka dengan pandangan kosong
d.      Kepala di putar ke kanan atau ke kir
2.      Tingkat kejang tonik
a.       Berlangsung sekitar 30 detik
b.      Seluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat diikuti sianosis, tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah dapat tergigit.
3.      Tingkat kejang klonik
a.       Berlangsung 1 sampai 2 menit
b.      Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik
c.       Konsentrasi otot berlangsung cepat
d.      Mulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit sampai putus
e.       Mata melotot
f.       Mulut berbuih
g.      Muka terjadi kongesti dan tampak sianosis
h.      Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan
4.      Tingkat koma
a.       Setelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafas
b.      Diikuti,yang lamanya bervariasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar