Kamis, 23 Juni 2016

Masuknya Islam Ke Indonesia

Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M. Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada 1345M, Agama islam yang bermadzhab Syafi’I telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya dianggap sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia.
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya.
Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Agama Islam berasal dari tanah Arab dan dari tanah Arab berkembanglah agama Islam kemana-mana, diantaranya ke Gujarat (India) dan Persia. Demikian pula berangsur-angsur meluas kearah timur hingga Semenanjung Malaka.
Menurut kesimpulan “Seminar Masuknya Islam ke Indonesia” di Medan tahun 1963, Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad pertama Hijriyah (abad ke-7 M).
“Seminar Masuknya Islam di Indonesia” tersebut menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1)      Menurut sumber-sumber yang kita ketahui, islam untuk pertama kalinya telah masuk ke Indonesia pada abad pertama hijrah (abad ke 7/8 M) dan langsung dari Arab.
2)      Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di Aceh.
3)      Mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap sebagai saudagar.
4)      Penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.
5)      Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan perjuangan melawan penjajahan bangsa asing.

a)        Cara masuknya Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad ke-1 atau ke-2 H. Rute yang dilewati adalah jalur Utara dan Selatan.
Jalur Utara, dengan rute :
Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Damaskus – Bagdad – Gujarat – Srilangka – Indonesia
Jalur Selatan, dengan rute :
Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Yaman – Gujarat – Srilangka – Indonesia
Daerah yang mula-mula menerima Agama Islam adalah Pantai Barat pulau Sumatera. Dari tempat itu, Islam kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Beberapa tempat penyebarannya adalah :
a.  Pesisir Sumatera bagian Utara di Aceh
b.  Pariaman di Sumatera Barat
c.  Gresik dan Tuban di Jawa Timur
d.  Demak di Jawa Tengah
e.  Banten di Jawa Barat

f.  Palembang di Sumatera Selatan
g.  Banjar di Kalimantan Selatan
h.  Makassar di Sulawesi Selatan
i.   Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo di Maluku
j.   Sorong di Irian Jaya

b)       Jalur-jalur Penyebaran Agama Islam di Indonesia
1.  Melalui jalur perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
2.  Melalui jalur perkawinan
Para pedagang muslim itu ada yang menetap di Indonesia dan menikah dengan penduduk setempat. Sudah barang tentu mereka menjadi keluarga muslim dan penyebar agama Islam yang gigih.
3.  Melalui jalur tasawuf
Dengan tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehinnga agama baru itu mudah dimengerti dan mudah diterima. Kehidupan mistik  bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi bagian dari kepercayaan mereka. Oleh karena itu, penyebaran Islam melalui jalur tasauf atau mistik ini mudah diterima karena sesuai dengan alam pikiran masyarakat Indonesia. Misalnya, menggunakan ilmu-ilmu riyadhat dan kesaktian dalam proses penyebaran Islam kepada penduduk setempat.
4.  Melalui jalur pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
5.  Melalui jalur kesenian
Penyebaran Islam melalui kesenian berupa wayang, satra, dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk menarik perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik kepada ajaran-ajaran Islam sekalipun pada awalnya mereka tertarik karena media kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia tidak pernah meminta bayaran pertunjukkan seni, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabrata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan media islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni arsitektur, dan seni ukir.
6.  Melalui jalur Politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya kesultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar