1.
Pre-Eklampsia
Pada beberapa wanita hamil, terjadi
peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap angiotensin II. Peningkatan ini
menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler, akibatnya akan terjadi
vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh darah kesemua organ, fungsi-fungsi
organ seperti plasenta, ginjal, hati dan otak menurun sampai 40-60%. Gangguan
plasenta menimbulkan degenerasi pada plasenta dan kemungkinan
terjadi IUGR dan IUFD pada fetus. Aktivitas uterus dan sensitifitas terhadap
oksitosin meningkat (Maryunani & Yulianingsih, 2010).
Penurunan perfusi ginjal menurunkan
GFR dan menimbulkan perubahan glomerulus, protein keluar melalui urine, asam
urat menurun, garam dan air ditahan, tekanan osmotik plasma menurun, cairan
keluar dari intravaskuler, menyebabkan hemokonsentrasi, peningkatan viskositas
darah dan edema jaringan berat dan peningkatan hematokrit. Pada preeklamsia
berat terjadi penurunan volume darah, edema berat dan berat badan naik dengan
cepat (Maryunani & Yulianingsih, 2010).
Penurunan perfusi hati menimbulkan
gangguan fungsi hati, edema hepar dan hemoragik sub-kapsular menyebabkan ibu
hamil mengalami nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran atas. Ruptur hepar
jarang terjadi, tetapi merupakan komplikasi yang hebat dari preeklamsia,
enzim-enzim hati seperti SGOT dan SGPT meningkat. Vasospasme arteriola dan
penurunan aliran darah ke retina menimbulkan symtom visual skotama dan
pandangan kabur. Patologi yang sama menimbulkan edema serebral dan hemoragik
serta peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia,
klonus pergelangan kaki dan kejang serta perubahan efek). Edema paru
dihubungkan dengan edema umum yang berat, kompliksai ini biasanya disebabkan
oleh dekompensasi kordis kiri (Maryunani & Yulianingsih, 2010).
2.
Eklampsia
Eklampsia terjadi karena perdarahan
dinding rahim berkurang sehingga plasenta mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan
ischemia uteroplasenta dan peningkatan tekanan darah. Terjadinya ischemia
uteroplasenta dan hipertensi menimbulkan kejang atau sampai koma pada wanita
hamil.
Pada eklampsia terjadi spasmus
pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal
ditemukan spasmus yang hebat dari arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus
lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel
darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasmus, maka
tekanan darah dengan sendirinya akan naik sebagai usaha untuk mengatasi
kenaikan tekanan perifer agar oksigenisasi jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan
edema yang disebabkan penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial
belum diketahui sebabnya, mungkin disebabkan oleh retensi air dan
garam,proteinuriamungkin disebabkan oleh spasmus Arteriola sehingga terjadi
perubahan glomerulus.
Perubahan pada organ-organ:
a.
Perubahan pada
otak
Pada eklampsi, resistensi pembuluh
darah meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema terjadi pada
otak yang dapat menimbulkan kelainan serebral dan kelainan pada visus. Bahkan
pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.
b.
Perubahan pada
rahim
Aliran darah menurun ke plasenta
menyebabkan gangguan plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan
karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-eklampsi dan eklampsi
sering terjadi bahwa tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan meningkat
maka terjadilah partus prematurus.
c.
Perubahan
ada ginjal
Filtrasi glomerulus berkurang oleh
karena aliran ke ginjal kurang. Hal ini menyebabkan filfrasi natrium melalui
glomerulus menurun, sebagai akibatnya terjadilah retensi garam dan air.
Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan
lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
d.
Perubahan
pada paru-paru
Kematian wanita pada pre-eklampsi
dan eklampsi biasanya disebabkan oleh edema paru. Ini disebabkan oleh adanya
dekompensasi kordis. Bisa pula karena terjadinya aspires pnemonia.
Kadang-kadang ditemukan abses paru.
e.
Perubahan
pada mata
Dapat ditemukan adanya edema retina
spasmus pembuluh darah. Pada eklampsi dapat terjadi ablasio retina disebabkan
edema intra-okuler dan hal ini adalah penderita berat yang merupakan salah satu
indikasi untuk terminasi kehamilan. Suatu gejala lain yang dapat menunjukkan
arah atau tanda dari pre-eklampsi berat akan terjadi eklampsi adalah adanya:
skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan perubahan peredaran darah
dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.
f.
Perubahan
pada keseimbangan air dan elektrolit
Pada pre-eklampsi berat dan pada
eklampsi : kadar gula darah naik sementara asam laktat dan asam organik lainnya
naik sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh
kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai zat-zat organik dioksidasi sehingga
natrium dilepas lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk
bikarbonat natrikus. Dengan begitu cadangan alkali dapat kembali pulih
normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar